Selasa, 19 Januari 2016

Diary Penelitian: Analisa Kadar

Penelitian gue itu termasuk gampang sebetulnya, tapi ada beberapa hal yang bikin bingung. Pertama, metode penelitian yang masih bimbang karena variabelnya yang rawan, dan di manakah gue bisa menganalisa kadar besi pada bahan sampel yang udah gue ambil dari sumur salah satu warga di Desa Plumbon, daerah Kulon Progo dekat pantai Glagah, sekitar bulan nopember kemarin.

Jadi, gue harus menganalisa terlebih dahulu kadar besi awal di air tanah sebelum diaerasi (pemberian gelembung oksigen pada air). Nah,biasanya sih, mencari kadar suatu unsur dalam air bisa memakai instrumen yang ada di lab jurusan. Nah, kebetulan banget, instrumen yang mau gue pakai, yaitu AAS (Atomic Absorption Spectroscopy)-semacam alat untuk mengukur kadar suatu unsur dalam cairan berdasarkan daya serapnya terhadap panjang gelombang tertentu oleh atom dari unsur yang ingin dicari kadarnya- Nah, alatnya itu dengan kamfretnya, rusak. Tahun lalu padahal masih ada yang pakai. Tapi tahun ini gak bisa. Trus akhirnya gue direkomendasiin ke jurusan kimia MIPA aja atau ke BTKLPP (Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit Menular). Yaudah, gue coba deh tuh ke BTKLPP DIY yang letaknya di daerah Bantul dekat jalan Wonosari. 

Prosedurnya gampang kok, tinggal antri, terus kasih sampel minimal 100 ml dan isi data lalu bayar deh ke petugasnya. Gak pake bikin surat-suratan. Makin banyak jumlah sampel dan parameter unsur yang mau lo cari kadarnya, semakin mahal. Sebetulnya nyari kadar dalam bahan cair di BTKLPP ini termasuk murah karena ini memang badan pemerintah. Tapi ya gitu, lama. Sampel gue aja yang cuma sebanyak satu botol aqua 330ml dan cuma satu parameter besi aja baru bisa diambil tanggal 5 Februari, padahal gue masukinnya rabu kemarin, huft. Harganya pun beda-beda. Untuk parameter logam, kayak punya gue, itu 27 ribu per sampelnya. Untuk kalsium, punyanya partner gue, itu cuma 7 ribu. Well, gue masih pingin cari tau dulu kalo di Kimia MIPA kira-kira berapa lama ya. Habisnya dengan waktu analisa yang lama ini takutnya ntar kalo ada masalah di penelitian gue, malah jadi ribet. Kalo harganya gak terlalu besar selisihnya dan bisa lebih cepat, mungkin gue bakal nganalisa di MIPA aja :/

0 komentar:

Posting Komentar