Minggu, 18 Mei 2025

Seperti Kata Mereka: "Dari Luna Maya Kita Belajar"

Pernah denger kalimat ini?


"Cuek aja. Gak ada yang peduli sama kamu, semua orang sibuk sama urusannya masing-masing" Dulu aku pun berpikir begitu.


Sampai sekitar awal tahun ini, tiba-tiba seorang teman lama, sebut saja X, nge-chat aku. X adalah temanku dari jaman aku muda dulu. Aku dan X udah lama banget gak ngobrol, aku aja sampe lupa kapan terakhir ngobrol sama dia. Bahkan sebetulnya dari dulu pun aku gak akrab sama dia. X adalah teman yang sekedar aku kenal aja, tapi gak akrab. X ternyata mengalami peristiwa yang aku alami 9 tahun lalu. Peristiwa yang merupakan aib besarku, ternyata saat ini sedang dialami oleh X. Intinya dia gak tau mau cerita sama siapa dan minta saran dari aku. Kaget banget. Tapi dari chat si X, aku jadi sadar satu hal: Bahwa berarti selama ini orang-orang ngomongin aku tentang aibku ini. Lah gimana engga, X yang aku gak akrab aja tau. Jadi, yang dibilang "gak ada yang peduli sama kamu" itu gak berlaku untuk kasusku. Aku gak menyalahkan. Karena peristiwa yang aku alami itu memang besar. Gak heran sih kalo aku diomongin. Seandainya aku ada di posisi mereka, aku pun pasti bakal ngomongin. Karena memang sebesar itu. Gara-gara peristiwa itu, hidupku 9 tahun terakhir ini bisa dibilang tidak mudah. Aku harus nanggung semuanya sendiri, dan dia yang harusnya sama-sama menanggung ini, kabur begitu saja. Aku kehilangan banyak hal, banyak banget. Banyak pintu kesempatan yang udah ketutup rapat buatku. Aku juga mengisolasi diri, gak punya teman karena seminder itu. Walaupun sekarang aku udah sedikit bangkit, itu butuh bertahun-tahun dan banyak banget struggle-nya. Meskipun begitu, aku masih tetap merasa gak berharga. Sampai aku melihat berita pernikahannya Luna Maya dan Maxime Bouttier. Asli, biasanya aku gak peduli sama berita artis, tapi untuk mereka, aku bener-bener terharu. Luna Maya juga punya aib yang besar banget. Bahkan lebih parah karena semua orang se-Indonesia tau aibnya. Aku inget banget skandal video dia itu pas aku SMA. Saat itu semua orang ngomongin, semua media ngeberitain. Itu peristiwa besar banget. Luna Maya juga sempet ngalamin gak direstuin orangtua mantannya, bahkan di salah satu podcast, dia pernah bilang "mana ada sih orangtua yang mau anaknya sama gue" dan "siapapun yang sama gue, i know it won't be easy" Tapi lihat Luna Maya sekarang, bisa dapat jodoh yang baik dan nerima masa lalunya, mana ganteng lagi. (Oh my, aku inget banget Maxime di film Ticket to Paradise. Pas adegan pernikahan itu dia ganteng banget) Meihat kebelakang, Luna sosok yang tangguh. Setelah skandal video itu, dia sempet hilang dari dunia entertainment. Namun setelah itu dia bangkit, muncul lagi jadi pembawa acara Dahsyat. Luna Maya juga gak nyerah dan terus memperbaiki diri serta bekerja keras ngebangun value-nya. Dia main banyak film, bangun bisnis, punya podcast. Sering nge-post tentang kecintaannya kepada boyband BTS, yang artinya, Luna ini tetap menikmati hidup. Saat patah hati, Luna pergi umrah, yang artinya dia mendekatkan diri kepada Allah. Kita memang gak tau gimana ibadah dia, tapi dari dia umroh, kita tau bahwa she's still has faith, dan aku yakin pasti ada ibadah-ibadah lain yang gak dia perlihatkan. Gara-gara Luna dan Maxime nikah, aku jadi mikir: Mungkin gak ya suatu hari nanti aku menemukan "Maxime"-ku sendiri? Mungkin gak ya di luar sana ada laki-laki yang mau nerima semua masa lalu aku? Sejak berpisah sama dia aku belum pernah punya hubungan lagi. Aku merasa gak pantes buat siapa-siapa. Rasanya gak akan ada orangtua yang mau anak laki-lakinya mau sama aku. Ya gimana, aku aja nutup diri, males pula ngerawat diri. Ngeliat teman-temanku semua punya pernikahan yang happy bikin aku minder dan semakin ngerasa gak berharga. Tapi dari pernikahan Luna Maya, aku jadi mulai berpikir mungkin aku masih berharga, mungkin aku masih punya kesempatan untuk jadi perempuan yang punya value.. Dan mungkin aku masih punya kesempatan untuk ketemu "Maxime"-ku sendiri. Fyi, aku baru aja lolos rekrutmen dan tengah tahun ini mulai kerja di kantor baru. Aku akan punya pekerjaan baru, lingkungan baru, teman-teman baru. Aku berniat menjadikan ini ajang "comeback" sebagaimana dulu Luna Maya balik ke dunia entertainment setelah skandal itu. Aku akan mulai membuka diri ke pertemanan baru, ke kesempatan baru. Aku mau bangun value-ku dulu, sampai aku jadi keren, sebelum aku ketemu "Maxime"-ku. Apalagi pekerjaanku ini sangat memungkinkan aku punya banyak kenalan baru. Aku berterimakasih sama keluargaku, orangtua, dan dua adikku yang terus memberiku support selama 9 tahun aku terpuruk. Memaafkanku, dan selalu ada saat aku di titik terendahku. Tapi dari semua orang, yang pingin aku ucapkan terimakasih adalah anakku. Dia literally tumbuh bersamaku. Dia yang paling sering melihat aku nangis, melihatku marah. Dan walau aku belum bisa jadi ibu yang baik buat dia, dia tetap bersamaku, dia tetap membutuhkanku, dan selalu mencariku saat dia butuh apapun. Aku tau bahwa itu karena dia anak kecil yang masih sangat bergantung sama aku. Dan justru karena itu aku ingin jadi lebih baik buat dia, agar kelak dia bangga sama aku, dan gak menyesal sudah lahir dari rahimku. Aku sayang banget sama anakku. Luna Maya saat lagi terpuruk karena skandal itu, dia gak sendirian, dia punya Raffi Ahmad, Almarhumah Julia Perez, Almarhum Olga Syahputra. Luna punya orang-orang yang terus support dia hingga dia bisa bangkit dan balik lagi ke dunia entertainment. Aku pun punya keluargaku.. anakku.. Aku masih sakit sama dia dan akan selalu sakit. Dia udah menikah lagi hanya sekian bulan setelah kami berpisah. Bahkan sudah punya dua anak. Gak pernah sekalipun dia menanyai anakku, tidak sekalipun. Keluarganya pun tidak. Dengan semua kerusakan yang dia buat, dia seolah sudah menghapus aku dan anakku dari hidupnya. Aku berusaha keras untuk sembuhin rasa sakit ini tapi gak bisa. Maka aku menerima bahwa aku akan membawa luka ini terus di hatiku. Menguburnya dalam-dalam, dan aku selalu berdoa kepada Allah SWT agar sakit ini tidak sampai mengganggu hari-hariku. Aku yang sekarang sudah bukan lagi aku yang dulu. Aku sadar dulu aku masih naif dan bodoh dan sombong. Tapi dari peristiwa itu dan penderitaanku 9 tahun ini, aku balajar untuk lebih humble. Aku bisa bangkit karena Allah SWT. Dia-lah yang memberiku banyak rezeki dan kemudahan bersamaan dengan kesulitan yang aku alami. Mulai sekarang aku mau fokus beribadah dan kerja. Juga jadi ibu, anak, kakak, dan teman yang lebih baik. Syukur-syukur aku kelak bisa ketemu "Maxime"-ku sendiri. Tapi kalo gak pun, aku pasrahkan hal ini kepada Allah SWT. asdadsada asfasFAsf